Limbah memang menjadi masalah lingkungan yang harus mendapat perhatian khusus. Hasil buangan manusia dari berbagai aktivitasnya ini idealnya tidak mencemari lingkungan dan alam sekitar. Namun nyatanya, masih sanga banyak masyarakat yang tidak peduli dengan lingkungan dan membuang limbah sembarangan. Hal ini tentunya menjadi hal yang harus mulai dikurangi atau bahkan dihilangkan. Edukasi mengenai bahaya limbah yang dibuang sembarang dan akibatnya bagi manusia sendiri terus dilakukan. Tidak hanya edukasi mengenai bagaimana cara membuang limbah yang baik dan benar, tetapi juga bagaimana cara mengolah limbah dan memanfaatkannya menjadi hal baru. Hal tersebut biasa kita kenal dengan daur ulang. Hal tersebut yang melatarbelakangi banyaknya penelitian yang mengarah pada pemanfaatan limbah. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Kristen Petra Prodi Teknik Sipil yang menciptakan beton dari limbah hasil potongan marmer.
emuan Stella Patricia Angdiarto, Gho Danny Wahyudi, dan Favian Sebastiano ini dipresentasikan dalam sebuah ajang kompetisi bertajuk Civil Week 2017 yang diadakan di Universitas Sebelas Maret. Beton hasil olahan limbah ini terbilang cukup kuat untuk dijadikan sebagai salah satu bahan beton bangunan. Substitusi limbah marmer pada pembuatan beton ini tentu tidak sepenuhnya. Limbah potongan marmer yang berbentuk serbuk digunakan untuk mengganti sebagian dari jumlah pasir yang digunakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, limbah marmer digunakan untuk mengganti 30% dari jumlah pasir yang digunakan. Penggantian material ini menghasilkan kekuatan yang sangat baik. Pada kompetisi tersebut, beton dilakukan pengujian kekuatan. Pengujian dilakukan sebanyak dua kali, pada saat masuk ke babak semi final, pengujian kekuatan beton menghasilkan kekuatan beton 14,474 MPa. Pada saat lolos ke final, pengujian kembali dilakukan dan kekuatan beton mencapai 10MPa.
Kompetisi Civil Week merupakan ajang kompetisi nasional bergengsi yang diadakan setiap tahunnya. Kompetisi kali ini mengharuskan tiap pesertanya membuat beton yang memiliki sifat ekonomis tanpa mengurangi kekuatan beton sehingga dapat difungsikan sebagaimana mestinya. Tujuannya, untuk menciptakan beton yang murah dan juga ramah lingkungan. Selain bernilai ekonomis serta ramah lingkungan, beton yang dihasilkan juga harus tetap mementingkan aspek sosial. Terobosan baru dan kebaruan pemilihan material juga menjadi salah satu aspek yang juga dipertimbangkan. Pemilihan limbah marmer menjadi pilihan mahasiswa UK Petra untuk membuat beton yang tetap kuat namun juga memiliki aspek pemanfaatan limbah dan kebaruan bahan baku.
Limbah pemotongan marmer ini memang memiliki karakteristik yang dapat digunakan sebagai pengganti pasir. Tekstur halusnya menyerupai semen sehingga dapat menjadi substitusi dalam jumlah yang cukup besar yaitu 30%. Hal yang membuat bahan limbah marmer ini menjadi bahan yang unggul karena limbah pemotongan marmer tidak menggali material dari alam, melainkan memanfaatkan limbah buangan hasil olahan marmer. Hal ini tentunya membuat unggul karena justru memanfaatkan limbah yang sudah tidak terpakai. Beton yang dihasilkan juga padan dan memiliki sifat yang baik karena bubuk marmer yang sangat halus sehingga dapat mengisi rongga yang ada pada padatan beton dan membuat beton yang dihasilkan semakin kuat.
Temuan ini tentunya tidak didapatkan begitu saja. Studi mengenai limbah marmer dan pembuatan beton dilakukan dengan mendalam sebelum menghasilkan produk beton yang memiliki karakteristik sangat baik ini. Jerih payah tersebut tidak sia-sia dan terbayar karena beton hasil temuan mahasiswa UK Petra tersebut akhirnya memenangkan kompetisi nasional Civil Week 2017 sebagai juara 1 mengalahkan 39 pesaing lainnya. Selamat!